Rumus dan Komponen Laba Bersih
📊 Rumus Laba Bersih
-
Laba Bersih = (Pendapatan Usaha – Harga Pokok Penjualan)
– Beban Operasional
– Beban Bunga
– Beban Pajak
± Pendapatan/Beban Lainnya
🔍 Penjelasan Komponen
-
Pendapatan Usaha (Revenue / Sales):
Total pemasukan dari penjualan barang atau jasa utama perusahaan. -
Harga Pokok Penjualan (HPP / COGS):
Biaya langsung dari produksi barang atau jasa yang dijual. -
Beban Operasional:
Termasuk gaji karyawan, sewa, listrik, pemasaran, dan biaya rutin lainnya. -
Beban Non-Operasional:
Beban bunga utang, kerugian investasi, dan biaya yang tidak terkait langsung dengan operasional inti. -
Pajak Penghasilan:
Pajak yang harus dibayar atas laba sebelum pajak (EBT). -
Pendapatan/Beban Lainnya:
Contoh: pendapatan bunga deposito atau kerugian selisih kurs.
📌 Contoh Perhitungan Sederhana:
Komponen | Nilai (Rp Juta) |
---|---|
Pendapatan | 10.000 |
Harga Pokok Penjualan (HPP) | 6.000 |
Beban Operasional | 1.500 |
Beban Bunga dan Lainnya | 500 |
Pajak (30% dari laba sebelum pajak) | 600 |
Laba Kotor = 10.000 – 6.000 = 4.000
Laba Operasional = 4.000 – 1.500 = 2.500
Laba Sebelum Pajak = 2.500 – 500 = 2.000
Pajak = 600
Laba Bersih = 2.000 – 600 = 1.400 juta (Rp 1,4 miliar)
Tren laba bersih dikategorikan sebagai:
- Stabil: Laba bersih relatif konsisten atau meningkat secara bertahap, tanpa penurunan signifikan (>30%) dari tahun ke tahun (3-5 tahun). Cocok bagi investor yang mencari kestabilan kinerja keuangan.
- Konsisten: Perusahaan tidak mencatat kerugian selama 4 tahun terakhir, menunjukkan daya tahan terhadap tekanan pasar.
- Naik: Laba bersih tumbuh setiap tahun, meskipun hanya sedikit. Menandakan arah pertumbuhan yang positif.
- Fluktuatif: Laba bersih mengalami naik-turun yang signifikan dari tahun ke tahun, sering kali disebabkan oleh volatilitas industri atau harga komoditas.
- Menurun: Laba bersih menunjukkan tren penurunan terus-menerus, yang bisa menjadi sinyal risiko bagi investor.
Comments
Post a Comment